Kisahdi bawah ini adalah jawabannya. Sejarah mencatat bahwa dahulu hiduplah seorang ulama besar yang dikaruniai kecerdasan. Namanya Abul Hasan Ahmad bin Yahya bin Ishaq Ar-Rawandi. Para Ulama mengatakan; pada awalnya Abul Hasan adalah lelaki yang shalih, manhajnya lurus, dan ilmunya luas. Tidak terfikirkan olehnya jika suatu saat dia akan menjadi Saturday 19 Jumadil Akhir 1443 / 22 January 2022. Menu. HOME; RAMADHAN Kabar Ramadhan; Puasa Nabi; Tips Puasa Pascaperistiwaitu, ia terus-menerus menempa diri untuk jadi seorang penuntut ilmu yang sejati. Pelajaran penting dari peristiwa di atas adalah kejujuran. Kejujuran untuk bersedia menimba ilmu dari orang lain, meskipun orang yang hendak mencelakainya. Kejujuran adalah kunci perkembangan ilmu pengetahuan. MasyaAllahmereka tak ingin putus membaca satu ilmu hanya karena sedang masuk dalam kamar mandi. Lebih menakjubkan lagi, seorang Al-Hasan al Luโ€™lu-I, dia selama 40 tahun tidak tidur kecuali kitab berada di atas dadanya. Ini menunjukkan betapa dia adalah seorang pembaca ulung. Penuntut ilmu yang luar biasa. Seorangpenuntut ilmu harus mengurangi tidurnya selama kesehatannya tidak terganggu. Membatasi waktu tidur memang perlu dilakukan bagi seorang penuntut ilmu, sebab jika waktu tidur tidak dibatasi maka aktifitas menuntut ilmu jadi terganggu. Sebagai pertimbangan, para ahli medis mengalokasikan waktu tidur yang normal sehai-semalam dalam waktu 8 jam. KisahBaqi' bin Makhlad, Sang Penuntut Ilmu Sejati Kisah Pencari Ilmu Yang Sejati Source: suatu hari Baqiโ€™ bin Makhlad melakukan perjalanan dari Andalus penuntut ilmu. Gaya Wajibnya mencari ilmu bagi setiap orang Senin, 4 Oktober 2021 | 09:00 WIB. Gaya Kisah teladan Ibnu Hajar si anak batu Selasa, 28 September 2021 | 17:00 WIB 17:00 WIB. Khazanah Pasal-pasal dalam kitab Ta'lim Muta'alim, yang disebut dengan Thariqatta'allum serta Ilmu Akhlak Jumat, 24 September 2021 | 13:00 WIB. Gaya SyarahRingkas: Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan menuntut ilmu dan menempuh jalan yang menyampaikan kepada ilmu. Menempuh jalan dalam menuntut ilmu memiliki dua pengertian, pertama; menempuh jalan dengan berjalan kaki atau dengan kendaraan menuju majlis-majlis ilmu, baik di mesjid maupun di sekolah dan di tempat-tempat ilmu lainnya. hikmahhikmah kisah nyata kisah kisah hikmah kisah hikmah ahmad bin miskin kisah hikmah islami kisah hikmah islami mengharukan kisah hikmah penuntut ilmu kisah hikmah sahabat nabi kisah hikmah sufi kisah hikmah tentang kejujuran kisah inspiratif kisah Hilmi Fuad, M.Ag. โ€Apakah nahwu terkait dengan ibadah?โ€, seorang santri lain Meskipunseseorang sudah memiliki potensi dan kemampuan belajar, hendaknya ia tekun mengikuti semua proses pembelajaran yang ada. Ketekunan menjadi faktor apakah seorang pelajar bisa mendapatkan banyak ilmu dan faedah dalam masa belajarnya, baik pembelajaran terhadap suatu bidang ilmu, bersama teman-teman, maupun ketika berinteraksi Makasepatutnya para penuntut ilmu menyadarkan hatinya, menghiasi hatinya, dengan semerbak niat dan rasa, bahwa saat ia sedang berjuang menuntut ilmu, saat itulah ia sedang berada dalam ibadah yang sangat agung. Seorang itu mendapatkan jatah ilmu, sebanyak kadar ikhlasnya. Membaca kisah-kisah para salafussholih terdahulu memang 9 Lemahnya iman, 10) Menyendiri, dan tidak mau bergabung dengan saudara seiman yang lainnya, saling tolong menolong dalam kebaikan, 11) Lemahnya pendidikan BONUS: KISAH โ€“ โ€“ KISAH PENUNTUT ILMU KISAH PENUNTUT ILMU. KESABARAN DAN KESUNGGUHAN MENUNTUT ILMU KESABARAN DAN KESUNGGUHAN MENUNTUT ILMU Ibnu Imamal-Ghazali memberi contoh tentang kejujuran seorang penuntut ilmu SemogabermanfaatAyo bantu dakwah channel ini dengan cara like,komen,Subscribe and share Channel ini Berisi ceramah habib muhammada munzir, habib bagir, habi amZz. Bersabar di Jalan Thalabul IlmiMeninggalkan Kampung Halaman untuk Menuntut IlmuCatatan kakiBersabar di Jalan Thalabul IlmiDari berbagai artikel yang telah dipublikasikan sebelumnya, kita telah memahami tentang keutamaan dan urgensi menuntut ilmu agama ilmu syarโ€™i. [1] Setelah jelas bagi kita tentang keutamaan dan kenikmatan meraih ilmu syarโ€™i [2] serta pahala yang Allah sediakan bagi para thalibul ilmi penuntut ilmu, penulis sangat berharap bahwa hal ini dapat mendorong pembaca semuanya untuk semakin giat dalam thalabul ilmi menuntut ilmu agama. Hendaklah kita menjadi orang-orang yang bersabar di jalan thalabul ilmi. Jangan sampai mudah merasa jenuh dan bosan, karena inilah salah satu adab dalam thalabul Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata,โ€Hendaklah penuntut ilmu bersabar ketika menuntut ilmu dan jangan sampai bosan. Karena jika manusia sudah tertimpa rasa bosan, maka dia akan merasa letih dan kemudian meninggalkannya. Akan tetapi, jika dia tetap istiqomah dalam belajar, maka sesungguhnya dia akan meraih pahala orang yang bersabar pada satu sisi, dan dia akan meraih hasilnya pada sisi yang lain.โ€ [3]Salah satu sebab yang membantu kita untuk menuntut ilmu adalah tidak pernah mengenal rasa letih dan terus-menerus dalam menuntut ilmu. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah berkata,โ€Seorang penuntut ilmu seharusnya mengerahkan kesungguhannya demi meraih ilmu dan bersabar di atasnya. Kemudian menjaga ilmu itu setelah mendapatkannya. Karena ilmu itu tidaklah didapat dengan badan yang bersantai-santai saja. Seorang pelajar haruslah menempuh seluruh jalan menuju ilmu. Dan dia akan diberi pahala atas hal itu. Karena adanya hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam di dalam Shahih Muslim bahwa beliau bersabda,โ€™Barangsiapa yang menempuh suatu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.โ€™โ€ [4]Oleh karena itu, marilah kita berlomba-lomba untuk menempuh jalan menuju mata air ilmu, jangan pernah merasa letih bosan. Bertahanlah!! Bersabarlah!! Karena di sana ada mata air ilmu yang mengalir jernih, yang menyejukkan hati bagi siapa saja yang mendatangi dan meminumnya. Sungguh kenikmatan yang hakiki. Namun sayangnya, sedikit sekali di antara kita yang Kampung Halaman untuk Menuntut IlmuMata air ilmu ini tidaklah kita dapati di sembarang tempat. Terkadang kita harus berjalan dari satu tempat ke tempat lain demi berburu ilmu. Meninggalkan kampung halaman menuju suatu negeri yang jauh demi mendapatkan ilmu. Perjalanan inilah yang merupakan salah satu sebab yang membantu kita untuk tetap bersemangat menuntut ilmu. Syaikh Muhammad bin Shalih bin Ishaq hafidzahullah berkata,โ€Di antara sebab yang membantu kita untuk tetap bersemangat menuntut ilmu adalah mengadakan perjalanan dari negerinya ke negeri yang lain dengan maksud untuk bertemu dengan para ulama Rabbani, mengambil ilmu langsung dari mereka, duduk dengan meraka dan mengambil faidah dari mereka. Terdapat dalil-dalil dari syariat yang mendorong dan memotivasi kita untuk mengadakan perjalanan dalam rangka menuntut ilmu ini.โ€ [5] Ini pula yang telah dicontohkan oleh para shahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Mereka tidak segan-segan untuk menempuh suatu perjalanan yang jauh demi bertanya tentang ุนูู‚ู’ุจูŽุฉูŽ ุจู’ู†ู ุงู„ุญูŽุงุฑูุซูุŒ ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ุชูŽุฒูŽูˆู‘ูŽุฌูŽ ุงุจู’ู†ูŽุฉู‹ ู„ูุฃูŽุจููŠ ุฅูู‡ูŽุงุจู ุจู’ู†ู ุนูุฒูŽูŠู’ุฒู ููŽุฃูŽุชูŽุชู’ู‡ู ุงู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉูŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽุชู’ ุฅูู†ู‘ููŠ ู‚ูŽุฏู’ ุฃูŽุฑู’ุถูŽุนู’ุชู ุนูู‚ู’ุจูŽุฉูŽ ูˆูŽุงู„ู‘ูŽุชููŠ ุชูŽุฒูŽูˆู‘ูŽุฌูŽุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูŽู‡ูŽุง ุนูู‚ู’ุจูŽุฉู ู…ูŽุง ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู ุฃูŽู†ู‘ูŽูƒู ุฃูŽุฑู’ุถูŽุนู’ุชูู†ููŠุŒ ูˆูŽู„ุงูŽ ุฃูŽุฎู’ุจูŽุฑู’ุชูู†ููŠุŒ ููŽุฑูŽูƒูุจูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ุจูุงู„ู’ู…ูŽุฏููŠู†ูŽุฉู ููŽุณูŽุฃูŽู„ูŽู‡ูุŒ ููŽู‚ูŽุงู„ูŽ ุฑูŽุณููˆู„ู ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูƒูŽูŠู’ููŽ ูˆูŽู‚ูŽุฏู’ ู‚ููŠู„ูŽยป ููŽููŽุงุฑูŽู‚ูŽู‡ูŽุง ุนูู‚ู’ุจูŽุฉูุŒ ูˆูŽู†ูŽูƒูŽุญูŽุชู’ ุฒูŽูˆู’ุฌู‹ุง ุบูŽูŠู’ุฑูŽู‡ูDari Uqbah bin Haarits radhiyallahu anhu, sesungguhnya beliau menikah dengan anak perempuan dari Abu Ihab bin Aziiz. Kemudian datanglah seorang wanita kepadanya seraya berkata,โ€Sesungguhnya aku telah menyusui Uqbah dan wanita yang dinikahinya!โ€ Maka Uqbah berkata kepadanya,โ€Aku tidak tahu kalau Engkau menyusuiku dan Engkau pun tidak memberi tahu akuโ€. Uqbah kemudian pergi dari Makkah menemui Rasulullah di Madinah. Uqbah bertanya kepada Rasulullah, kemudian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,โ€Bagaimana lagi, sudah dikatakan demikianโ€. Uqbah pun menceraikan istrinya, dan menikah dengan wanita yang lainnya. [6] Lihatlah semangat Uqbah bin Haarits radhiyallahu anhu untuk mengadakan perjalanan dalam rangka menanyakan suatu permasalahan bin Qais An-Nakhaโ€™i dan Aswad bin Yazid An-Nakhaโ€™i rahimahumallah โ€“keduanya penduduk Irak- mendengar hadits dari Umar bin Khaththab radhiyallahu anhu di Madinah. Mereka berdua tidak merasa puas sehingga mereka pergi ke Madinah dan mendengar hadits tersebut langsung dari Umar. [7] Para ulama salaf dulu pun rela menempuh perjalanan yang jauh dan melelahkan demi meraih ilmu. Mereka rela berjalan berpuluh-puluh kilometer, dari satu negeri ke negeri yang lainnya demi mencari satu hadits. Kesulitan, penderitaan dan berbagai rintangan yang mereka dapatkan tidaklah mereka rasakan karena adanya kenikmatan ilmu yang berhasil mereka raih. Sungguh indah hidup ini, jika diisi dengan semangat untuk belajar, mencari ilmu dan melakukan berbagai amal ketaatan. Itulah kebahagiaan yang mereka dapatkan, surga mereka di dunia ini. Dan jika kita benar-benar mengetahui nikmat yang dianugerahkan kepada mereka berupa ilmu dan amal shalih, niscaya kita akan berusaha merebutnya dengan mengerahkan seluruh kemampuan kampung halaman untuk menuntut ilmu merupakan salah satu perhiasan yang harus ada dalam diri seorang penuntut ilmu dalam kehidupan ilmiyyahnya. Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid rahimahullah berkata,โ€Barangsiapa yang tidak pernah pergi untuk menuntut ilmu, maka dia tidak akan didatangi untuk didatangi diambil ilmunya. Barangsiapa yang tidak pernah pergi dalam masa belajarnya untuk mencari guru serta menimba ilmu dari mereka, maka dia tidak akan didatangi untuk belajar darinya. Karena para ulama dahulu -yang telah melewati masa belajar dan mengajar- mempunyai banyak tulisan, karya ilmiyyah, dan pengalaman yang sulit ditemukan di dalam kitab.โ€ [8][Bersambung]***Selesai disusun di pagi hari, Masjid Nasuha Rotterdam NL, 14 Jumadil Akhir 1436Yang senantiasa membutuhkan rahmat dan ampunan Rabb-nya,Penulis M. Saifudin HakimCatatan kaki[1] Bisa dibaca kembali beberapa artikel berikut ini Silakan dibaca kembali artikel berikut Kitaabul Ilmi, hal 41.[4] Kitaabul Ilmi, hal 60.[5] Kaifa Tatahammasu li Thalabil Ilmi Syarโ€™i, hal 220.[6] HR. Bukhari no. 88.[7] Syarh Alfiyyah, 2/226 karya Al-Hafidz Al-Iraqi rahimahullah. Dikutip dari Kaifa Tatahammasu li Thalabil Ilmi Syarโ€™i, hal. 221.[8] Hilyah Thaalibil Ilmi. loading...Para ulama menerangkan bahwa membaca kisah-kisah para nabi, orang shalih dan ulama lebih disukai daripada mempelajari teori, karena mereka adalah praktek nyata dari teori yang dipelajari. Foto ilustrasi/ist Seorang muslim harus punya target dalam hidupnya. Hindari hidup yang mengalir begitu saja karena sesuatu yang mengalir pasti mengalir dari atas ke bawah. Karena itu harus semangat dan punya target dalam hidup. Target yang kita tetapkan antara lain menjadi orang berilmu , taat, dan masuk surga. Tapi terkadang ada saja penghalang kita dalam menuntut ilmu dan beribadah. Misalnya, sering ngantuk dan malas. Nah, bagaimana kita mau berilmu, jika kita tidak mau berjuang melawan rasa mengantuk. Melawan nikmatnya tidur setelah sholat subuh atau melawan kantuk dan malas saat mau bertahajjud tentu menjadi tantangan tersendiri. Harusnya, kita memang terus bersemangat, meski semangat itu kerap pudar dan kadang menghilang. Baca Juga Nah, salah salah satu cara agar kita bersemangat atau mengembalikan semangat yang pudar adalah dengan membaca kisah-kisah para nabi, orang shalih dan para ulama. Sebab kisah-kisah keteladanan lebih memacu semangat daripada sekedar teori. Dalam bukunya Jaamiโ€™u bayaanil ilmi wa fadhlihi, Ibnu Jauzi, disebutkan bahwa Imam Abu Hanifahrahimahullahberkata โ€œKisah-kisah keteladanan para ulama dan duduk di majelis mereka lebih aku sukai dari pada kebanyakan masalah-masalah fikh, karena kisah-kisah tersebut berisi adab dan tingkah laku mereka untuk diteladani."Jadi, para ulama menerangkan bahwa terkadang membaca kisah-kisah para nabi, orang shalih dan ulama lebih disukai daripada mempelajari teori, karena mereka adalah praktek nyata dari teori yang dipelajari. Kemudian jika kira merasa futur/sedang tidak semangat dalam beragama maka salah satu cara agar semangat lagi adalah dengan melihat dan membaca kembali kisah-kisah bin Husain bin Ali bin Abi Thalib โ€“ Zainul Abidin- berkata โ€œDulu kamidiajarkan tentang sejarah peperangan RasulullahShallallahu alaihi wa sallamsebagaimana Al-Qurโ€™an diajarkankepada kamiโ€. Pernyataan itu dikutip dalam tulisan al-Jaamiโ€™ li akhlaaqir ู„ูŽู‚ูŽุฏู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ูููŠ ู‚ูŽุตูŽุตูู‡ูู…ู’ ุนูุจู’ุฑูŽุฉูŒ ู„ูุฃููˆู„ููŠ ุงู„ู’ุฃูŽู„ู’ุจูŽุงุจู ู…ูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ุญูŽุฏููŠุซู‹ุง ูŠููู’ุชูŽุฑูŽู‰ ูˆูŽู„ูŽูƒูู†ู’ ุชูŽุตู’ุฏููŠู‚ูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ูŠูŽุฏูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุชูŽูู’ุตููŠู„ูŽ ูƒูู„ู‘ู ุดูŽูŠู’ุกู ูˆูŽู‡ูุฏู‹ู‰ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู‹ ู„ูู‚ูŽูˆู’ู…ู ูŠูุคู’ู…ูู†ููˆู†"Sesungguhnya padakisah-kisah mereka para Nabialaihis salamdan umat mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal sehat.Al-Qurโ€™an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." QS Yusuf 111Perlu dipahami juga bahwa ilmu tidak didapatkan dengan tubuh yang santai. Dan kita akan sepakat dengan pernyataan tersebut jika membaca kisah-kisa teladan para ulama. Kita ambil contoh para ulama karena bisa saja ada yang berkomentar. โ€œMereka kan nabi dan Rasul, pantesan bisa seperti ituโ€ Oleh karena itu kita ambil kisah para ulama yang mereka juga sama seperti kita, bukan Nabi ataupun bin Abi Katsirrahimahullahberkata โ€œIlmu tidak akan diperoleh dengantubuh yang santaitidak bersungguh-sungguh." Imam Syafiโ€™irahimahullahberkata โ€œTidak mungkin menuntut ilmu orang yang pembosan, merasa puas jiwanyakemudian ia menjadi beruntung, akan tetapiia harus menuntut ilmu dengan menahan diri, merasakan kesempitan hidup dan berkhidmat untuk ilmu, maka ia akan beruntung.โ€Lalu, Abu Amr bin Ash-Shalah menceritakan biografi Imam Muslimrahimahullah,dalam Shiyanah Shahih Muslim, beliau berkata โ€œtentang sebab wafatnya imam muslim adalah suatu yang aneh,timbul karena kepedihan/kesusahan hidup dalam ilmu.โ€Imam Syafiโ€™irahimahullahmenambahkan, bahwa tidak akan beruntung orang yang menuntut ilmu,kecuali orang yang menuntutnya dalam keadaan serbakekuranganaku dahulu mencari sehelai kertas pun sangat mungkin seseorang menuntut ilmu dengan keadaan serba ada dan harga diri yang tinggikemudian ia beruntung.โ€Maka bandingkanlah dengan upaya kita menuntut ilmu sekarang? Hendaknya kita kumpulkan buku-buku dan kisah-kisah mereka yang tidak kalah hebatnya dengan kisah-kisah kepahlawanan dan perjuangan tokoh-tokoh kafir dan fasik bahkan kisah fiktif seperti dalam film, novel dan sejarah mereka. Baca Juga Wallahu'alam wid

kisah seorang penuntut ilmu