Perdagangandikerajaan Sriwijaya mengalami 3 kemajuan yang pesat terutama karena - Kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Nusantara adalah Kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya bercorak agama Budha Mahayana. Letak kerajaan Sriwijaya yang ada di Palembang ini berlangsung antara abad ke-7 hingga abad ke-12. Nama Sriwijaya diambil dari Bahasa Konsentrasikerajaan sriwijaya pada bidang perdagangan didukung oleh fakta. a. sriiwijaya merupakan kerajaan bercorak hindu b. balaputradewa berhasil membawa sriwijaya ke puncak kejayaan c. sriwijaya terletak di dekat sungai musi d. sriwijaya pusat penyebaran agama budha e, sriwijaya banyak menghasilkan beras tanvi Jawabannya e kak Bagaimanakita menerapkan strategi perekonomian negara kita di era perdagangan bebas yang akan datang? Dengn strategi perekonomian kerajaan Sriwijaya? Ekonomi Kerajaan Sriwijaya Halaman 1 - Kompasiana.com Kemudianperdagangan menjadi mata pencaharian pokok masyarakat Sriwijaya. Perkembagan perdagangan didukung oleh letak Sriwijaya yang strategis. Sriwijaya terletak dipersimpangan jalur perdagangan internasional. Para pedagang dari India ke Cina atau dari Cina ke India singgah dulu di Sriwijaya, begitu juga pada pedagang yang akan ke Cina. KonsentrasiKerajaan Sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta. a. Sriwijaya banyak menghasilkan beras b. Sriwijaya terletak ditepi pantai dan sungai Musi c. Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Hindu d. Sriwijaya merupakan pusat penyebaran agama Budha e. Balaputradewa berhasil membawa Sriwijaya pada puncak kejayaan 9. Sriwijaya yang merupakan kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-7. Sebagai negara maritim, Kerajaan Sriwijaya menghasilkan komoditi perdagangan dari hutan dan sangat laku di pasaran internasional. Berdasarkan sumber berita Cina dan KerajaanSriwijaya lahir pada abad ke-7 Masehi dengan pendirinya yang bernama Dapuntahyang Sri Jayanasa. Keterangan ini tertulis pada salah satu prasasti yang ditemukan di Kota Kapur, Mendo Barat, Bangka. Namun, kisah pendirian kerajaan ini merupakan salah satu bagian yang sulit dipecahkan oleh peneliti. KejayaanMajapahit sebagai kerajaan maritim. Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha terbesar di Nusantara yang didirikan pada akhir abad ke-13. Pusat pemerintahan Majapahit berada di pedalaman Pulau Jawa, tepatnya di Mojokerto, Jawa Timur. Berdasarkan Kitab Negarakertagama, wilayah Majapahit meliputi seluruh Sangatdimungkinkan bahwa Sriwijaya yang termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara, tentunya menarik minat para pedagang dan ulama Muslim dari Timur Tengah, sehingga beberapa kerajaan yang semula merupakan bagian dari Sriwijaya, kemudian tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatra kelak, di saat melemahnya Dikenalsebagai kerajaan maritim terbesar di Nusantara. Kerajaan Sriwijaya juga termasuk salah satu kerajaan bercorak Buddha dan menjadi pusat agama Buddha di Asia Tenggara dan Asia Timur. Dalam buku Strategi dan Pertahanan Maritim Nusantara: Maritim Nusantara (2018) oleh Dickry Rizanny Nurdiansyah, sejak berdirinya di abad ke-7, Kerajaan terjawabKonsentrasi kerajaan sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh? Iklan Jawaban 3.0 /5 15 IrvanSyafrizal sektor pertanian, karena saat itu sriwijaya kerajaan agraris, tetapi mereka cukup tangguh sektor laut Sedang mencari solusi jawaban Sejarah beserta langkah-langkahnya? Pilih kelas untuk menemukan buku sekolah Kelas 6 Kelas 7 KonsentrasiKerajaan Sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta A. Sriwijayan penghasil terbesar di nusantara B. Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Hindu C.Sriwijaya terletak di tepi pantai dan Sungai Musi D. Sriwijaya merupakan pusat penyebaran agama Budha E. Balaputradewa berhasil membawa Sriwijaya pada puncak kejayaan 16. Masyarakatsriwijaya sebagian besar hidup dari perdagangan dan pelayaran letak nya strategis di jalur perdagangan antara india dan cina hal ini adalah faktor sriwijaya berkembang menjadi kerajaan maritim yang penting di sumatra dan bahkan menjadi pengendali jalur perdagangan antara india dan tiongkok Iklan Pertanyaan baru di Sejarah Perkembanganperdagangan didukung oleh keadaan dan letak Sriwijaya yang strategis. Sriwijaya terletak di persimpangan jalan perdagangan internasional. Para pedagang Cina yang akan ke India singgah dahulu di Sriwijaya, begitu juga para pedagang dan India yang akan ke Cina. Di Sriwijaya para pedagang melakukan bongkar muat barang dagangan. ni7t9k. 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID jWYOriHBV2vIk9r5cq4xJTV5JH_-bBrXusJlBPoDr5c0NykJGG7Jlg== - Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 dengan pusat pemerintahan berada di Palembang, Sumatera Selatan. Dari sumber-sumber sejarah berupa prasasti ataupun berita asing, Sriwijaya dikenal sebagai kerajaan maritim yang berkuasa atas jalur perdagangan di laut dan sungai. Perdagangan Kerajaan Sriwijaya yang sangat maju bukan hanya memberikan keuntungan, tetapi mendatangkan kekayaan yang membuat kerajaan ini disegani oleh bangsa mengapa perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang sangat pesat? Baca juga Kejayaan Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit sebagai Negara Maritim Letaknya strategis di tepi Selat Malaka Sebagai kerajaan maritim, kehidupan perekonomian Sriwijaya banyak bergantung dari pelayaran dan perdagangan laut. Perdagangan di Kerajaan Sriwijaya mengalami kemajuan yang pesat terutama karena letaknya strategis di tepi Selat Malaka. Sumatera merupakan pulau di Indonesia bagian barat yang paling dekat letaknya dengan daratan Asia Tenggara. Di antara Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu, terdapat selat yang tidak begitu lebar, yakni Selat Malaka. Letak geografis Kerajaan Sriwijaya, yang berada di tepian Sungai Musi, di daerah Palembang, yang terbilang tidak terlalu jauh dari Selat Malaka, merupakan suatu faktor yang besar pengaruhnya terhadap kehidupan dagang kerajaan. Meski pusat pemerintahannya tidak berada di tepi pantai dan agak masuk ke pedalaman, tetapi Sriwijaya tetap diuntungkan oleh keberadaan sungai yang alirannya langsung menuju ke muara laut. Dengan kondisi demikian, Kerajaan Sriwijaya justru mudah mengumpulkan barang komoditas perdagangan yang dihasilkan masyarakat pedalaman, kemudian mengangkutnya ke pelabuhan melalui jalur sungai. Baca juga Kehidupan Politik Kerajaan Sriwijaya Sejak awal Masehi, telah berkembang perdagangan internasional antara India dengan daratan Asia yang melewati Selat Malaka. Ketika Kerajaan Sriwijaya berdiri, Selat Malaka telah menjadi urat nadi perdagangan di Asia Tenggara. Dalam perkembangannya, Kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka, yang membuatnya mempunyai peran besar dalam perdagangan nasional dan internasional. Wilayah Kerajaan Sriwijaya berkembang menjadi sebuah bandar yang ramai dikunjungi para saudagar atau pedagang dari berbagai negara. Bahkan, tidak sedikit pedagang asing yang masuk ke pusat pemerintahan Sriwijaya untuk China juga menyebut bahwa Sriwijaya menguasai laut dan mengawasi lalu lintas pelayaran asing di Selat Malaka. Baca juga Kehidupan Perekonomian Kerajaan Sriwijaya Kehidupan birokrasi sangat baik Selain faktor geografis, pesatnya perkembangan kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim di Asia Tenggara disebabkan oleh kehidupan birokrasi yang baik. Kerajaan yang hidup dari perdagangan, berarti rajanya harus menguasai jalur-jalur perdagangan dan pelabuhan tempat barang-barang ditimbun untuk diperdagangkan. Penguasaan jalur perdagangan dan pelabuhan memerlukan pengawasan langsung dari penguasa. Menurut penelitian para ahli, hal itu telah dilakukan oleh penguasa Kerajaan Sriwijaya. Dari prasasti yang ditinggalkan, terindikasi bahwa raja bersifat tegas dan tidak menghendaki kebebasan bertindak yang terlalu besar pada para penguasa daerah. Hal itu dapat dimengerti, karena sikap raja semata-mata untuk melindungi kehidupan perdagangan kerajaan. Baca juga Penyebab Kemunduran Kerajaan Sriwijaya Raja juga mengembangkan tradisi diplomasi, utamanya dengan China. Raja Sriwijaya rela memberi upeti kepada kaisar China agar China tidak menjalin perjanjian dagang dengan negara-negara saingan Kerajaan Sriwijaya. Selain itu, Sriwijaya juga menjalin hubungan dagang dengan India, Myanmar, Kamboja, Filipina, Persia, dan Arab. Dengan begitu, monopoli perdagangan di Asia Tenggara tetap bisa dikuasai Sriwijaya. Untuk mempertahankan perannya sebagai kerajaan dagang, Sriwijaya memiliki angkatan militer yang sangat kuat dan tangkas dalam peperangan, baik di darat maupun laut. Angkatan laut Kerajaan Sriwijaya ditempatkan di berbagai pangkalan strategis dengan tugas mengawasi, melindungi kapal-kapal dagang yang berlabuh, memungut biaya cukai, serta mencegah terjadinya pelanggaran laut di wilayah kedaulatan dan kekuasaannya. Dari uraian tersebut, dapat diketahui mengapa Sriwijaya dapat berkembang menjadi pusat perdagangan dan pelayaran yang besar dan kuat, serta menguasai sebagian besar Sumatera dan Semenanjung Melayu. Referensi Rokhimaturrizki, Oktavia. 2022. Kerajaan-Kerajaan Buddha yang Pernah Ada di Indonesia. Surabaya Media Edukasi Creative. Sholeh, Kabib, dkk. 2022. Sejarah dan Peradaban Sungai Musi Palembang. Klaten Penerbit Lakeisha. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. - Kerajaan Sriwijaya terletak di tepian Sungai Musi, di daerah Palembang, Sumatera Selatan. Pada masanya, kerajaan maritim ini banyak memberi pengaruh di nusantara. Kerajaan Sriwijaya mencapai puncak kejayaan ketika diperintah oleh Raja Balaputradewa, yang berkuasa pada abad ke-9. Pada masa kejayaannya, Sriwijaya mengontrol perdagangan di jalur utama Selat Malaka dan daerah kekuasaannya meliputi Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Jawa. Selain itu, kebesarannya juga dapat dilihat dari keberhasilannya di beberapa bidang, seperti bidang maritim, politik, dan ekonomi. Dalam Bahasa Sanskerta, Sriwijaya berasal dari kata sri yang berarti cahaya dan wijaya yang artinya kemenangan. Jadi, arti Sriwijaya adalah kemenangan yang gemilang. Kerajaan ini mampu menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan dari Selat Malaka Selat Sunda, hingga Laut Jawa. Baca Juga Pengaruh Budaya Hindu-Buddha dari India dan Islam dari Gujarat dan Persia, yang Wariskan Puing-puing Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Kutai, Suku Lamaholot pun Miliki Tradisi Kerukunan Beragama Baca Juga Termasuk Punya Bilik Gundik Perempuan di Kapal-kapal Mereka dan Pulau Emas Dihuni Ular Pemakan Manusia, Inilah Fakta-fakta Kerajaan Sriwijaya yang Tidak Diketahui Orang Letak Sriwijaya yang cukup strategis mendorong interaksi antara Sriwijaya dengan kerajaan di luar Nusantara, seperti kerajaan Nalanda dan kerajaan Chola dari India. Selain dengan India, Sriwijaya juga melakukan hubungan baik dengan pedagang-pedagang dari Tiongkok yang sering singgah. Perluasan daerah kekuasaan ini, mendorong perekonomian kerajaan menjadi maju. Di bawah kepemimpinan Balaputradewa, Sriwijaya menjadi kerajaan yang sangat berjaya. Pada abad ke-7 M, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan di Selat Sunda, Selat Malaka, Selat Bangka, dan Laut Jawa. Seperti yang disebutkan dalam Prasasti Ligor yang ditemukan di Ligor, pangkalan kerajaan Sriwijaya berfungsi untuk mengawasi perdagangan di Selat Malaka. Hingga abad ke-8 M, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai jalur perdagangan di Asia Tenggara. Oleh karena kekuasaannya yang sangat luas, Sriwijaya menjadi kerajaan maritim terbesar di seluruh Asia Tenggara. Baca Juga Berjaya Selama 7 Abad sebagai 'Kerajaan Internasioal' Runtuh Begitu Saja saat Kemunculan Majapahit, Begini Kekuatan Militer Angkatan Laut Kerajaan Sriwijaya Baca Juga Kerajaan Sriwijaya Sudah Lakukan Perdagangan Internasional dan Rangkul Para Bajak Laut untuk 'Kuasai' Lautan, Bahkan Rajanya Menimbun Kekayaan dengan Cara Ini hingga Punya Kapal-kapal Kegiatan perdagangan Sriwijaya berkembang pesat tidak terlepas dari letaknya di persimpangan jalur perdagangan internasional. Para pedagang dari India yang akan berlayar ke China atau sebaliknya biasanya singgah di Sriwijaya. Selain singgah, para pedagang melakukan bongkar muat barang dagangan. Kondisi tersebut menyebabkan Sriwijaya makin ramai dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Untuk memperkuat kedudukannya, kerajaan Sriwijaya membentuk armada Angkatan Laut yang kuat. Melalui armada laut tersebut, Sriwijaya mampu menguasai kawasan perdagangan di Asia Tenggara, Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. Setelah beberapa abad berkuasa, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke-11. Baca Juga Mengapa Kerajaan Sriwijaya Disebut sebagai Kerajaan Maritim? Baca Juga Siapakah Sebenarnya Anggota Wangsa Syailendra dari Kerajaan Mataram Kuno yang Juga Pergi ke Sumatera Mendirikan Kerajaan Sriwijaya? * PROMOTED CONTENT Video Pilihan Kerajaan Sriwijaya. Sumber Sriwijaya diperkirakan berdiri pada abad ke-7. Kerajaan ini merupakan kerajaan maritim terbesar di Indonesia karena Sriwijaya menguasai jalur perdagangan Selat Melaka. Berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit, diketahui bahwa kerajaan ini didirikan di sekitar Palembang di tepian Sungai Musi. Selain itu, Muaro Jambi dan Muaro Takus juga diduga sebagai ibu kota dari masyarakat Sriwijaya turut dipengaruhi oleh agama Buddha. Oleh karena itu, beberapa sumber sejarah menyebutkan bahwa Kerajaan Sriwijaya kerap mengadakan persembahyangan untuk meminta kemakmuran. Sriwijaya mulai mencapai puncak kejayaannya di bawah kekuasaan Dapunta Hyang Sri Jayanaga. Kejayaan dan Keruntuhan Kerajaan SriwijayaDi masa pemerintahan Dapunta Hyang Sri Jayanaga, Sriwijaya berhasil memiliki armada laut yang kuat. Selain itu, kerajaan ini mampu mengendalikan rute kegiatan perdagangan lokal dan rempah. Beberapa sumber juga menyebutkan bahwa masa keemas an Sriwijaya pun gemilang di bawah kuasa kerajaan penguasa perdagangan dan pelayaran ini mulai runtuh ketika memasuki abad ke-13. Aktivitas perdagangan mulai berkurang, bahkan kerajaan-kerajaan lain mulai menguasai lokasi strategis Kerajaan Sriwijaya. Kemudian, di abad ke-14 kerajaan besar itu pun runtuh karena banyak serangan dari Kerajaan Cola dari India dan adanya ekspedisi pamalayu dari Kerajaan Singosari di Jawa Timur. Kerajaan maritim ini pun meninggalkan enam jejak, yakni Prasasti Kedukan Bukit, Prasasti Talang Tuo, Prasasti Telaga Batu, Prasasti Kota Kapur, Prasasti Karang Berahi, dan Prasasti Palas Pasemah. AG

konsentrasi kerajaan sriwijaya pada kegiatan perdagangan didukung oleh fakta